Search This Blog

Friday, May 12, 2006

ARISTOTELES

ARISTOTELES

Berbeda dengan Plato yang adalah idealis dalam arti onyektif (ide-ide tergantung pada pemikiran dan pengenalan insani), Aristoteles bertolak dari kenyataan yang konkrit, realistis dan konsekwen (secara riil dan material). Perubahan dan yang tetap haruslah dicari dalam “yang ada” sungguh. Dan bagi Aristoteles dunia ini menunjuk pada tujuan yang melampaui dirinya sendiri (mirip Plato), bentuk tertinggi dan sempurna, penggerak yang tidak digerakkan. Itulah “yang tetap”, dasar yang berubah (substansia). Sedangkan yang senantiasa “berubah” adalah accidentia; adanya hanya kebetulan saja (hanya embel-embel saja).

Namun demikian, Aristoteles juga memberikan kritik yang cukup tajam terhadap Plato: bahwa ide-ide itu tak mungkin dapat berfungsi sebagai prinsip-prinsip penjelasan dari kenyataan konkrit. Bagaimana mungkin hal-hal yang konkrit ini bisa mengambil bagian pada ide-ide tertentu? Sebab untuk itu harus ada lagi dunia ide-ide yang lebih tinggi untuk dapat dijadikan sebagai ukuran benar atau tidaknya pengambilbagianan itu.

Sebagai ilmuwa, dia bertolak dari pengamatan dan berusaha menjelaskannya dengan penyelidikan-penyelidikan biologis. Untuk menjelaskan alam semesta, ia menggunakan metode induktif (bertolak dari gejala-gejala konkrit untuk sampai pada prinsip-pinsip umum). Karena itu filsafatnya sangat berhubungan erat dengan ilmu-ilmu pengetahuannya.

No comments: