Search This Blog

Sunday, April 30, 2006

FILSAFAT YUNANI SEBAGAI REAKSI ATAS CARA BERPIKIR MITOLOGIS

FILSAFAT YUNANI SEBAGAI REAKSI ATAS CARA BERPIKIR MITOLOGIS

Manusia Yunani pertama-tama mencoba menerangkan dunia dengan kejadian-kejadian yang menyertainya secara mitologis dan lepas dari kontrol rasio. Selanjutnya semuanya itu kemudian diterangkan dan disusun secara sistematis karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka mampu mengerti hubungan antara mite itu dan menyingkirkan mite yang tak dapat dicocokkan dengan mite yang lain.

Pemikiran mitologis tersebut dikaitkan dengan pemikiran keagamaan. Alasan mereka adalah, ‘karena makhluk-nakhluk merupakan dasar alam, maka makhluk-makhluk itu perlu dipuja dan disembah.

Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).

Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah.

Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mitis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.

Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.

(Sumber: dari bahan-bahan kuliah Filsafat di STFT Widya Sasana Malang).

Thursday, April 27, 2006

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN POLITIK DAN RELAITAS SOSIAL

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN POLITIK DAN RELAITAS SOSIAL

HUBUNGAN FILSAFAT DAN POLITIK
Berfilsafat berarti bergulat dengan masalah-masalah dasar manusia dan membantu manusia untuk memecahkannya. Kenyataan ini tentu membawa filsafat pada pertanyaan-pertanyaan tentang tatanan masyarakat secara keseluruhan yang nota bene adalah juga bidang politik. Dan di situ biasanya filsafat muncul sebagai kritik.
Dalam usaha kritisnya ini, filsafat menuntu agar segala klaim atas hak untuk menata masyarakat dapat dipertanggungjawabkan dengan benar dan tidak membiarkan segala macam kekuasaan menjadi mapan begitu saja.

FILSAFAT SEBAGAI KEBIJAKSANAAN DAN ANALISA KRITIS
ATAS REALITAS SOSIAL

Filsafat sebagai kebijaksanaan dan analisa kritis terhadap realitas sosial mempunyai peran sebagai berikut:

· Filsafat bertugas mendandani dan mengembalikan karakter manusiawi kehidupan yang kerap dikotori oleh rupa-rupa manipulasi dari aneka pola pikir. Pemanipulasian ini dikarenakan oleh adanya keinginan untuk mempertahankan pola hidup yang dipandang sudah mapan.

· Filsafat membela nilai-nilai manusiawi denga mengajukan cara-cara berpikir rasional dan mendalam serta mengedepankan kemandirian dan tanggung jawab pribadi. Dengan kata lain, ia tidak tunduk pada kebenaran-kebenaran umum.

· Filsafat mencerahkan budi manusia, melawan setiap bentuk kekerasan, main hakim sendiri dan kebrutalan. Sekaligus cerdik memaknai setiap perjalanan manusia seraya menaruh perhatian hormat pada pluralitas kehidupan bersama.

· Filsafat membawa kita kepada suatu pemahaman dan pemahaman itu membawa kita kepada suatu tindakan yang lebih layak. Pemikiran kefilsafatan sering menjadi pangkal terbaik untuk perbuatan yang positif.

* sumber dari mata kulish di STFT Widya Sasana Malang
BAGAIMANAKAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN?

Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan:

· Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal.

· Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.

· Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.

· Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).

* sumber: dari bahan kuliah di STFT Widya Sasana Malang

Wednesday, April 26, 2006

APAKAH FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN?

APAKAH FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN?

FIILSAFAT

Definisi nominal:
Filein (= mencintai) dan sophia (= kebijaksanaan). Filsafat adalah ilmu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan.

Definisi real:
Filsafat adalah pengetahuan mengenai semua hal melalui sebab-sebab terakhir yang didapat melalui penalaran atau akal budi. Ia mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu.

Obyek material: segala sesuatu
Obyek material: mencari hakekat.
Berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.


ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan:
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu bidang tertentu atas realitas/ kenyataan. Ia membantu manusia dalam mengorientasikan dirinya dalam dunia.

Obyek material: bahan yang disoroti oleh ilmu pengetahuan/ tertentu.
Obyek: sudut darimana obyek ilmu itu disoroti.


Sumber: bahan-bahan kuliah di STFT Widya Sasana Malang