Search This Blog

Wednesday, May 03, 2006

FILSAFAT DAN KAUM SOPHIS

FILSAFAT DAN KAUM SOPHIS

Sophis (sufi) pertama-tama adalah seorang yang punya keahlian dalam bidang tertentu, seorang bijaksana. Tetapi di kemudian hari, sufi dikaitkan dengan seorang yang menipu orang lain dengan memakai argumentasi-argumentasi yang tidak sah. Mereka juga dikritik karena meminta uang untuk pengajaran yang mereka berikan.

Para sophis sebanrnya mencoba mengarahkan manusia pada suatu arahan baru, yaitu membina kaum muda (latihan berpidato) ke arah sukses di tengah pancaroba politik.

Kemunculan mereka dikarenakan:
(1) Perubahan sosial politik dan ekonomi yang terjadi di Athena. Situasi tersebut membuat Athena menjadi pusat kebudayaan dan intelektual.
(2) Dalam situasi semacam itu, di seluruh Yunani dibutuhkan pendidikan yang mampu mendidik dan membina penganut muda agar dapat memainkan perannya dalam kehidupan berpolitik. Dalam hal ini dipenuhi oleh para sophis dengan mengajarkan matematika, astronomi dan lebih-lebih kemampuan berbahasa (dasar retorika). Sebab kepandaian dalam berbicara akan membuat seseorang mampu memperoleh kedudukan karena dianggap sebagai orang yang vokal yang mampu memimpin, meskipun yang dikatakannya keliru.
(3) Selain itu, perubahan yang terjadi juga melibatkan munculnya ketidakadilan dalam bidang pemerintahan sehingga perhatian orang tertuju pada suatu cara untuk menjamin kehidupannya. Di nilah para sophis kemudian menjual semacam jasa konsultasi untuk melatih orang dalam berbicara.

Ciri-ciri pokok ajaran mereka adalah sebagai berikut:
· sinis, artinya tidak percaya akan adanya suatu yang mutlak, semuanya dinilai secara relatif. Hal ini terutama terjadi dalam bidang etis.
· skeptis, artinya tak percaya akan adanya kebenaran. Sebab yang penting adalah bagaimana cara agar kita mencapai kekuasaan. Karenanya, selama kita masih berkuasa, kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
· relatif, artinya tidak menggunakan prinsip-prinsip yang tetap, kalau ada kesempatan, pergunakanlah sebaik-baiknya demi kepentingan hidup.

Sumber: bahan-bahan kuliah filsafat STFT Widya Sasana Malang.

No comments: