Search This Blog

Wednesday, January 04, 2012

 Kisah uang Rp 1000 dan Rp 100.000

Uang Rp 1000 & Rp 100.000 sama2 terbuat dari kertas, sama2 dicetak & diedarkan oleh BI. Suatu ketika scr  bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar dimasyarakat, 4 bulan kemudian mereka bertemu lg secara tdk sengaja didlm dompet seorang pemuda. 

Kemudian diantara kedua uang tsb terjadilah percakapan. Yg Rp 100.000 bertanya kpd Rp 1000, "Knp badan km begitu lusuk, kotor dan bau amis?"

Rp. 1.000 menjawab, "Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang2 bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis"

Lalu Rp.1000.bertanya balik kpd Rp 100.000, "Knp km kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?"

Dijawabnya, "Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, & beredarnyapun di restoran mahal, di mall & jg hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet"

Lalu Rp 1000 bertanya lg, "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Dijawablah, "Belum pernah"

Rp 1000 pun berkata lg, "Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1.000, tetapi aku selalu mampir di rumah TUHAN dan ditangan anak2 yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd TUHAN. Aku tdk dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat"

Akhirnya menangislah Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tdk begitu bermanfaat selama ini.

Jd bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilannya dipakai utk memuliakan TUHAN dan sebagai Channel of Blessing bagi orang yg tdk mampu. Karena kekayaan bukanlah utk kesombongan!!

Semoga ini menjadi renungan utk kita semua (istimewa)
HORAS Powered by Telkomsel BlackBerry®

 Kisah Bijak dari Tiongkok - 6 Pertanyaan

Suatu hari, seorang Guru Zen berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu, beliau mengajukan enam pertanyaan.
Pertama: "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab: orang tua, guru, teman, dan kerabat. Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi sebenarnya yang paling dekat dengan kita adalah "napas". Maka, sadari bahwa hidup itu penuh berkah. Jangan sia-siakan napas Anda untuk hidup sekarang juga dengan bersyukur.
Lalu ia meneruskan pertanyaan kedua: "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab: negara di seberang lautan, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Katanya, semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu." Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Maka, kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang. Jadikan kenangan dan pelajaran baik untuk menjalani hidup saat ini.
Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga: "Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab: gunung, bumi, dan matahari. "Semua jawaban itu benar," kata Sang Guru. "Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah mimpi." Mimpi adalah awal dari kenyataan yang akan datang. Dengan mimpi, manusia akan bisa berkembang lebih beradab dan bijaksana.
Pertanyaan keempat adalah: "Apa yang paling berat di dunia ini?" Di antara muridnya ada yang menjawab: baja, besi, dan gajah. "Semua jawaban hampir benar", kata Sang Guru, "tapi yang paling berat adalah tidak berkarya dan tidak memegang amanah.
"Pertanyaan yang kelima adalah: "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab: kapas, angin, debu, dan daun-daunan. "Semua itu benar", kata Sang Guru, "tapi yang paling ringan di dunia ini adalah tersenyum". Dengan senyuman saja, hidup Anda akan penuh berkah :)
Lalu pertanyaan keenam (terakhir) adalah: "Apakah yang paling tajam di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab dengan serentak: PEDANG!! "(Hampir) benar", kata Sang Guru, "tetapi yang paling tajam adalah tekad." Dengan TEKAD, Anda telah memenangkan 50% keberhasilan / kesuksesan! Salam sukses, luar biasa!!
Sumber: http://www.birotiket.biz/2011/12/kisah-bijak-dari-tiongkok-6-pertanyaan.html
HORAS Powered by Telkomsel BlackBerry®