Search This Blog

Tuesday, May 09, 2006

PLATO (sambungan)

PLATO (sambungan)

02. Yang Benar

Yang logis adalah sesuainya suatu pernyataan dengan apa yang dinyatakan, sesuainya kata dengan yang dinyatakan, tidak peduli apakah yang dikatakan itu ada atau tidak, yang penting cocok dengan apa yang dimaksud. Sedangkan ontologis adalah ens est, non est non est”, berbicara tentang ada, “sesuatu yang ada itu ada, sesuatu yang tidak ada, ya tidak ada”

Contoh: kerbau mempunyai tanduk (kebenaran logis). Karena di sini tidak ada kerbai, maka secara ontologis tidak benar.

Tentang ada itu sendiri dibedakan: antara ada yang sempurna dan ada yang kurang sempurna. Hal ini didasarkan dari pengamatannya terhadap kenyataan sehari-hari dimana dia melihat banyak hal yang aneh; karena apa yang ada sekarang ini, besok belum tentu ada atau sebaliknya.

Dari pengamatannya akan hal-hal yang senantiasa berubah ini, ternyata dari segi ontologis menimbulkan masalah. Karena itu menurutnya kalau sesuatu itu ada, ....yang harus ada terus; kalau tak ada, ya tak ada. Lalu ada yang dalam relaitas semacam ini, ada macam apa?

Dalam hal ini jalan yang ditawarkannya ialah bahwa ada yang sesuai dengan prinsip ontologis: ada sempurna, ada yang senantiasa tetap. Lalu ada yang tidak sesuai dengan prinsip onotologis berarti ada yang kurang sempurna; ada yang selalu berubah.

Ada yang kurang sempurna dapat kita temukan dalam penangkapan indera kita, karena yang kita inderai inilah yang senantiasa menampakkan perubahan. Dan penilaian manusia atas apa yang diinderainya tidaklah sama (meskipun yang diinderai adalah benda yang sama), sebab penilaian manusia sifatnya obyektif. Sehingga Plato mengatakan bahwa apa yang kita inderai sebenarnya tidak menampakkan kebenaran karena ternyata penginderaan tidak memberikan nilai kebenaran. Bagi Plato yang benar adalah pengertian-pengertian kita (idea) yang sifatnya adalah universal.

Contoh: pengertian tentang meja sebenarnya sama dengan meja itu sendiri; dimana-mana pengertian orang tentang meja adalah sama. Jadi pengertian ini sifatnya universal.

Pengertian universal inilah yang menunjukkan kebenaran karena pengertian ini senantiasa tetap. Inilah yang sempurna. Pertanyaannya sekarang: darimana datangnya ide apriori? Karena dari penginderaan yang kita temui adalah ada yang tidak sempurna. Mengenai hal ini, Plato mencoba menjelaskannya melalui teori dunia idea.

................03. Dunia Ide

No comments: