04. Pengetahuan
Sesuai dengan ajarannya tentang dunia idea, jiwa manusia pada mulanya ada di dunia idea. Ketika masuk ke dalam badan, jiwa bertemu/ menginderai benda/ dunia. Jiwa yang sudah melihat semua yang ada di dunia idea lalu mengingat kembali (minesis). Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat kembali.
Tingkatan pengetahuan tergantung dari sejauh mana jiwa terbenam dalam badan. Pengetahuan melalui indera hanyalah “pendapat” (doxa) dan hal ini bukanlah pengetahuan yang benar.
Sebab pengetahuan yang benar hanya bisa dicapai oleh “intelek” dan obyeknya adalah idea (universal). Pengetahuan yang benar disebut “episteme”. Ada 3 pengetahuan: episteme, matematika dan dosa.
Pengetahuan sebagai eros.
Dalam pengetahuan, Plato tidak hanya bermaksud untuk mencari pengertian-pengertian saja, tetapi juga ingin mencapai Sang Baik, Sang Indah. Jalan untuk mencapainya adalah melalui eros. Ada tingkatan dalam eros dan tingkatan ini ditentukan oleh sejauh mana terbenamnya jida dalam badan, yaitu dari cinta kepada benda. Jiwa manusia bisa sampai pada cinta akan Sang Indah. Tetapi untuk dapat mencapai Sang Indah dan Sang Baik, jiwa harus mengalami reinkarnasi dan perputaran sampai jiwa dimurnikan dan kembali ke dunia idea (karena jiwa dihukum badan).
05. Etika dan Politik
Dalam etikanya, Plato menggambarkan manusia sebagai kereta yang ditarik 4 kuda: yang 2 itu baik dan penurut, sedangkan 2 yang lain liar dan ingin menyeleweng. Di sini tugas jiwa adalah sebagai sais/ pengendali yang harus mengendalikan kuda-kuda itu agar tetap berjalan terarah dan teratur.
Dalam diri manusia terdapat 3 daya, seturut terbenamnya jiwa dalam badan, yaitu: daya nafsu rendah-naluriah, daya semangat dan daya intelek. Jika manusia ingin hidup dengan keteraturan (taxis) maka daya yang lebih rendah harus diatur oleh daya lebih atas. Karena irulogos, ratio dan intelek memainkan peranan yang penting dalam etika Plato. Sebab ketiganya mengatur tingkah laku manusia sesuai dengan kodrat alam dan kodrat manusia.
No comments:
Post a Comment